Bagi orang yang bertaqwa lagi
penuh tawakal, siapa lagi yang
akan dipercayai didunia dan
akirat selain Allah yang maha
menguasai setiap jiwa yang
bernyawa?. Maka bagi orang
yang terkena syindrom
pernikahan (takut menikah) di
sebabkan takut jatuh miskin
atau hartanya akan berkurang
dengan bertambahnya beban
hidup, memberi makan anak
dan istri, dialah orang yang
kufur nikmat. Dia tidak tahu
bahwa sebenarnya pernikahan
bisa membuat orang miskin
menjadi kaya, dan orang kaya
semakin bertambah harta
bendanya.
Arti kaya yang dimaksud
adalah, kaya akan semangat.
Artinya dengan menikah
seseorang akan mempunyai
gairah hidup yang berlipat-lipat.
Merasa mempunyai tanggung
jawab, menjadikan seorang
laki-laki akan berusaha apa saja
untuk memenuhi hajat hidup
keluarganya. Itulah makanya,
orang bisa lebih kaya setelah
menikah.
Memang sementara ada orang
yang ragu-ragu untuk
melakranakan pernikahan.
Karena sangat takut memikul
beban berat dan
menghindarkan diri dari
kesulitan-kesulitan akibat
tanggungan anak dan istri.
Padahal tidak demikian
seharusnya. Islam
memperingatkan, bahwa
dengan kawin itu, maka Allah
akan memberikan kepadanya
jalan kecukupan,
menghilangkan kesulitan-
kesulitannya dan diberikan nya
kekuatan yang mampu
mengatasi kemiskinan. Inilah
sesuai dengan firman: "Dan
kawinkanlah orang-orang yang
sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang layak
(berkahwin) dari hamba-
hamba sahayamu yang lelaki
dan hamba-hamba sahayamu
yang perempuan. Jika mereka
miskin, Allah akan
memampukan mereka dengan
karunia-Nya. Dan Allah maha
luas (pemberian Nya) lagi maha
mengetahui(An-Nur:32)
Inilah anjuran Islam. Jadi
pendapat yang mengatakan
bahwa dengan menikah ajan
jatuh miskin, atau yang miskin
bertambah berat tanggungan
hidupnya, itu anggapan yang
salah besar. Allah maha
pengasih dan penyayang,suci
dari kelalaian, suci dari kelupaan
akan hambanya yang
berikhtiar.
Terkadang justru perkawiman
itu disebutnya sebagai sebuah
karunia besar yang tak ternilai.
Misalnya jika seorang
mempunyai keluarga yang
sakinah setelah pernikahan nya.
Maka keluarga itu adalah
sebuah kekayaan yang tak
ternilai. Sebab arti kebahagiaan
tak mungkin bisa dibeli dengan
uang. Sebagaimana Firman
Allah dalam Al-Qur'an:
"Allah menjadikan bagi kamu
istri-istri dari jenis kamu sendiri
dan menjadikan bagimu dari
istri-istri kamu itu, anak-anak
dan cucu-cucu dan
memberimu rezeki dari yang
baik-baik"(An-Nahl:72)
Lihat saja, sampai-sampai Allah
swt memotivasi kepada
hambanya untuk tidak ragu-
ragu membina rumah tangga
melalui pernikahan. Jika mereka
miskin. Allah lah yang akan
memberi mereka rizki. Takut
miskin berarti kurang
mempercayai eksistensi Allah
yang berkuasa atas segala
sesuatu baik yang kasat mata
maupun yang ghaib.
Termasuk memberi kecukupan
rizki bagi mereka yang mau
berikhtiar.
Pendeknya,orang yang mau
melaksanakan sunnah Rasulu
seperti halnya melakukan
pernikahan, Allah pasti
senantiasa mengulurkan
pertolonganNya. Dengan
syarat mau berusaha
menggapai rizki yang memang
telah disediakan Allah swt dan
tessebar dihamparan bumiNya.
Sebab pertolongan Al lah swt
tidak datang secara langsung
dan tiba-tiba, kecuali setelah
melalui sebab dan ikhtiar.
Kecuali pada orang-orang yang
dikehendakiNya.
Memang seorng yang hendak
menuju ke gerbang pernikahan
dianjurkan untuk terlebih
dahulu mempersiapkan hal-hal
yang berhubungan dengan
'kemampuan'. Baik
kemampuan lahiriah maupun
kemampuan batin. Juga
persyaratan fisik maupun
mental, material maupun
spiritualnya, sehingga bisa
merealisir tujuan perkawinan.
Sebab sabda Rasulullah saw
mengatakan hal yang demikian:
Dari Abdullah bin Mas'ud ra
berkata : Rasulullah saw
bersabda: "Hai para pemuda,
barang siapa diantara kamu
telah mampu kawin,maka
kawinlah. Karena itu lebih
memejamkan mata dan lebih
memelihara farji. Maka siapa
yang belum mampu,
hendaklah ia berpuasa, karena
puasa itu merupakan obat
baginya."(HR. Bukhari)
Pada dasarnya pemuda yang
belum kawin akan sulit
mengendalikan pandangan oya
kepada wanita yang cantik. Dari
memandang lalu ingin
mengenal, setelah kenal ingin
mencintai, setelah memadu
cintanya maka timbulah nafsu
syahwatnya dan secara instink
biologis maka ingin merasakan
seksual. Dimana syari'at Islam
hanya akan menghlalkan nya
dengan jalan pernikahan.
Dengan ikatan pernikahan yang
sah itulah akan tercipta
mahkota pengantin dan
seseorang dapat menyalurkan
nafßu syahatnya dan
merasakan kenikmatan
hubungan seksual, lalu
terciptalah rasa kasih sayang,
cinta mencintai dan penuh
ketenangan. Dari sini maka
seseorang yang telah
melakukan perkawinan, ia akan
berkurang keliaran
pandanganny terhadap wanita
lain, lantaran ia telah memiliki
istri yaitu wanita yang dicintai
dan dipilihnya itu.
href=http://slankers.wap.sh">