Nabi Nuh adalah nabi
keempat sesudah Adam,
Syith dan Idris dan
keturunan kesembilan
dari Nabi Adam. Ayahnya
adalah Lamik bin
Metusyalih bin Idris.
Dakwah Nabi Nuh
Kepada Kaumnya
Nabi Nuh menerima
wahyu kenabian dari
Allah dalam masa
"fatrah" masa
kekosongan di antara
dua rasul di mana
biasanya manusia secara
beransur-ansur
melupakan ajaran agama
yang dibawa oleh nabi
yang meninggalkan
mereka dan kembali
bersyirik meninggalkan
amal kebajikan,
melakukan kemungkaran
dan kemaksiatan di
bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum
Nabi Nuh tidak luput dari
proses tersebut,
sehingga ketika Nabi
Nuh datang di tengah-
tengah mereka, mereka
sedang menyembah
berhala ialah patung-
patung yang dibuat oleh
tangan-tangan mereka
sendiri disembahnya
sebagai tuhan-tuhan
yang dapat membawa
kebaikan dan manfaat
serta menolak segala
kesengsaraan dan
kemalangan.berhala-
berhala yang
dipertuhankan dan
menurut kepercayaan
mereka mempunyai
kekuatan dan kekuasaan
ghaib ke atas manusia
itu diberinya nama-nama
yang silih berganti
menurut kehendak dan
selera kebodohan
mereka.Kadang-kadang
mereka namakan
berhala mereka " Wadd "
dan " Suwa " kadangkala
" Yaguts " dan bila sudah
bosan digantinya dengan
nama " Yatuq " dan "
Nasr ".
Nabi Nuh berdakwah
kepada kaumnya yang
sudah jauh tersesat oleh
iblis itu, mengajak
mereka meninggalkan
syirik dan penyembahan
berhala dan kembali
kepada tauhid
menyembah Allah Tuhan
sekalian alam melakukan
ajaran-ajaran agama
yang diwahyukan
kepadanya serta
meninggalkan
kemungkaran dan
kemaksiatan yang
diajarkan oleh Syaitan
dan Iblis.
Nabi Nuh menarik
perhatian kaumnya agar
melihat alam semesta
yang diciptakan oleh
Allah berupa langit
dengan matahari, bulan
dan bintang-bintang
yang menghiasinya, bumi
dengan kekayaan yang
ada di atas dan di
bawahnya, berupa
tumbuh-tumbuhan dan
air yang mengalir yang
memberi kenikmatan
hidup kepada manusia,
pengantian malam
menjadi siang dan
sebaliknya yang kesemua
itu menjadi bukti dan
tanda nyata akan adanya
keesaan Tuhan yang
harus disembah dan
bukan berhala-berhala
yang mereka buat
dengan tangan mereka
sendiri.Di samping itu
Nabi Nuh juga
memberitakan kepada
mereka bahwa akan ada
gajaran yang akan
diterima oleh manusia
atas segala amalannya di
dunia iaitu syurga bagi
amalan kebajikan dan
neraka bagi segala
pelanggaran terhadap
perintah agama yang
berupa kemungkaran
dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang
dikurniakan Allah dengan
sifat-sifat yang patut
dimiliki oleh seorang
nabi, fasih dan tegas
dalam kata-katanya,
bijaksana dan sabar
dalam tindak-tanduknya
melaksanakan tugas
risalahnya kepada
kaumnya dengan penuh
kesabaran dan
kebijaksanaan dengan
cara yang lemah lembut
mengetuk hati nurani
mereka dan kadang kala
dengan kata-kata yang
tajam dan nada yang
kasar bila menghadapi
pembesar-pembesar
kaumnya yang keras
kepala yang enggan
menerima hujjah dan
dalil-dalil yang
dikemukakan kepada
mereka yang tidak dapat
mereka membantahnya
atau mematahkannya.
Akan tetapi walaupun
Nabi Nuh telah berusaha
sekuat tanaganya
berdakwah kepda
kaumnya dengan segala
kebijaksanaan,
kecekapan dan
kesabaran dan dalam
setiap kesempatan, siang
mahupun malam dengan
cara berbisik-bisik atau
cara terang dan terbuka
terbyata hanya sedikit
sekali dari kaumnya yang
dpt menerima
dakwahnya dan
mengikuti ajakannya,
yang menurut sementara
riwayat tidak melebihi
bilangan seratus orang
Mereka pun terdiri dari
orang-orang yang miskin
berkedudukan sosial
lemah. Sedangkan orang
yang kaya-raya,
berkedudukan tingi dan
terpandang dalam
masyarakat, yang
merupakan pembesar-
pembesar dan penguasa-
penguasa tetap
membangkang, tidak
mempercayai Nabi Nuh
mengingkari dakwahnya
dan sesekali tidak
merelakan melepas
agamanya dan
kepercayaan mereka
terhadap berhala-
berhala mereka, bahkan
mereka berusaha dengan
mengadakan
persekongkolan hendak
melumpuhkan dan
mengagalkan usaha
dakwah Nabi nuh.
Berkata mereka kepada
Nabi Nuh:"Bukankah
engkau hanya seorang
daripada kami dan tidak
berbeda drp kami
sebagai manusia biasa.
Jikalau betul Allah akan
mengutuskan seorang
rasul yang membawa
perintah-Nya, nescaya Ia
akan mengutuskan
seorang malaikat yang
patut kami dengarkan
kata-katanya dan kami
ikuti ajakannya dan
bukan manusia biasa
seperti engkau hanya dpt
diikuti orang-orang
rendah kedudukan
sosialnya seperti para
buruh petani orang-
orang yang tidak
berpenghasilan yang bagi
kami mereka seperti
sampah
masyarakat.Pengikut-
pengikutmu itu adalah
orang-orang yang tidak
mempunyai daya fikiran
dan ketajaman otak,
mereka mengikutimu
secara buta tuli tanpa
memikirkan dan
menimbangkan masak-
masak benar atau
tidaknya dakwah dan
ajakanmu itu. Cuba
agama yang engkau
bawa dan ajaran -ajaran
yang engkau sadurkan
kepada kami itu betul-
betul benar, nescaya
kamilah dulu
mengikutimu dan
bukannya orang-orang
yang mengemis
pengikut-pengikutmu itu.
kami sebagai pemuka-
pemuka masyarakat
yang pandai berfikir,
memiliki kecerdasan
otak dan pandangan
yang luas dan yang
dipandang masyarakat
sebagai pemimpin-
pemimpinnya, tidaklah
mudak kami menerima
ajakanmu dan
dakwahmu.Engkau tidak
mempunyai kelebihan di
atas kami tentang soaL-
soal kemasyarakatan dan
pergaulan hidup.kami
jauh lebih pandai dan
lebih mengetahui drpmu
tentang hal itu
semua.nya.Anggapan
kami terhadapmu, tidak
lain dan tidak bukan,
bahawa engkau adalh
pendusta belaka."
Nuh berkata, menjawab
ejekan dan olok-olokan
kaumnya:"Adakah
engkau mengira bahwa
aku dpt memaksa kamu
mengikuti ajaranku atau
mengira bahwa aku
mempunyai kekuasaan
untuk menjadikan kamu
orang-orang yang
beriman jika kamu tetap
menolak ajakan ku dan
tetap membuta-tuli
terhadap bukti-bukti
kebenaran dakwahku
dan tetap
mempertahakan
pendirianmu yang
tersesat yang diilhamkan
oleh kesombongan dan
kecongkakan karena
kedudukan dan harta-
benda yang kamu
miliki.Aku hanya seorang
manusia yang mendpt
amanat dan diberi tugas
oleh Allah untuk
menyampaikan risalah-
Nya kepada kamu. Jika
kamu tetap berkeras
kepala dan tidak mahu
kembali ke jalan yang
benar dan menerima
agama Allah yang
diutuskan-Nya kepada ku
maka terserahlah
kepada Allah untuk
menentukan hukuman-
Nya dan gajaran-Nya
keatas diri kamu. Aku
hanya pesuruh dan rasul-
Nya yang diperintahkan
untuk menyampaikan
amanat-Nya kepada
hamba-hamba-Nya.
Dialah yang berkuasa
memberi hidayah
kepadamu dan
mengampuni dosamu
atau menurunkan azab
dan seksaan-Nya di atas
kamu sekalian jika Ia
kehendaki.Dialah pula
yang berkuasa
menurunkan seksa
danazab-nya di dunia
atau menangguhkannya
sampai hari kemudian.
Dialah Tuhan pencipta
alam semesta ini, Maha
Kuasa ,Maha
Mengetahui, maha
pengasih dan Maha
Penyayang.".
Kaum Nuh
mengemukakan syarat
dengan berkata:"Wahai
Nuh! Jika engkau
menghendaki kami
mengikutimu dan
memberi sokongan dan
semangat kepada kamu
dan kepada agama yang
engkau bawa, maka
jauhkanlah para
pengikutmu yang terdiri
dari orang-orang petani,
buruh dan hamaba-
hamba sahaya itu.
Usirlah mereka dari
pengaulanmu karena
kami tidak dpt bergaul
dengan mereka duduk
berdampingan dengan
mereka mengikut cara
hidup mereka dan
bergabung dengan
mereka dalam suatu
agama dan kepercayaan.
Dan bagaimana kami dpt
menerima satu agama
yang menyamaratakan
para bangsawan dengan
orang awam, penguasa
dan pembesar dengan
buruh-buruhnya dan
orang kaya yang
berkedudukan dengan
orang yang miskin dan
papa."
Nabi Nuh menolak
pensyaratan kaumnya
dan berkata:"Risalah dan
agama yang aku bawa
adalah untuk semua
orang tiada
pengecualian, yang
pandai mahupun yang
bodoh, yang kaya
mahupun miskin, majikan
ataupun buruh ,diantara
peguasa dan rakyat biasa
semuanya mempunyai
kedudukan dan tempat
yang sama trehadap
agama dan hukum Allah.
Andai kata aku
memenuhi pensyaratan
kamu dan meluluskan
keinginanmu
menyingkirkan para
pengikutku yang setia
itu, maka siapakah yang
dpt ku harapkan akan
meneruskan dakwahku
kepada orang ramai dan
bagaimana aku sampai
hati menjauhkan drpku
orang-orang yang telah
beriman dan menerima
dakwahku dengan penuh
keyakinan dan
keikhlasan di kala kamu
menolaknya serta
mengingkarinya, orang-
orang yang telah
membantuku dalam
tugasku di kala kamu
menghalangi usahaku
dan merintangi
dakwahku. Dan
bagaimanakah aku dpt
mempertanggungjawabk
an tindakan
pengusiranku kepada
mereka terhadap Allah
bila mereka mengadu
bahawa aku telah
membalas kesetiaan dan
ketaatan mereka dengan
sebaliknya semata-mata
untuk memenuhi
permintaanmu dan
tunduk kepada
pensyaratanmu yang
tidak wajar dan tidak dpt
diterima oleh akal dan
fikiran yang sihat.
Sesungguhnay kamu
adalah orang-orang yang
bodoh dan tidak
berfikiran sihat.
Pada akhirnya, karena
merasa tidak berdaya
lagi mengingkari
kebenaran kata-kata
Nabi Nuh dan merasa
kehabisan alasan dan
hujjah untuk
melanjutkan dialog
dengan beliau, maka
berkatalah mereka:
"Wahai Nabi Nuh! Kita
telah banyak
bermujadalah dan
berdebat dan cukup
berdialog serta
mendengar dakwahmu
yang sudah menjemukan
itu. Kami tetap tidak
akan mengikutimu dan
tidak akan sesekali
melepaskan kepercayaan
dan adat-istiadat kami
sehingga tidak ada
gunanya lagi engkau
mengulang-ulangi
dakwah dan ajakanmu
dan bertegang lidah
dengan kami.
datangkanlah apa yang
engkau benar-benar
orang yang menepati
janji dan kata-katanya.
Kami ingin melihat
kebenaran kata-katamu
dan ancamanmu dalam
kenyataan. Karena kami
masih tetap belum
mempercayaimu dan
tetap meragukan
dakwahmu."
Nabi Nuh Berputus Asa
Dari Kaumnya
Nabi Nuh berada di
tengah-tengah kaumnya
selama sembilan ratus
lima puluh tahun
berdakwah
menyampaikan risalah
Tuhan, mengajak mereka
meninmggalkan
penyembahan berhala
dan kembali menyembah
dan beribadah kepada
Allah Yang maha Kuasa
memimpin mereka
keluar dari jalan yang
sesat dan gelap ke jalan
yang benar dan terang,
mengajar mereka
hukum-hukum syariat
dan agama yang
diwahyukan oleh Allah
kepadanya, mangangkat
darjat manusia yang
tertindas dan lemah ke
tingak yang sesuai
dengan fitrah dan
qudratnya dan berusaha
menghilangkan sifat-sifat
sombong dan bongkak
yang melekat pd para
pembesar kaumnya dan
medidik agar mereka
berkasih sayang, tolong-
menolong diantara
sesama manusia. Akan
tetapi dalam waktu yang
cukup lama itu, Nabi Nuh
tidak berhasil
menyedarkan an menarik
kaumnya untuk
mengikuti dan menerima
dakwahnya beriman,
bertauhid dan beribadat
kepada Allah kecuali
sekelompok kecil
kaumnya yang tidak
mencapai seramai
seratus orang, walaupun
ia telah melakukan
tugasnya dengan segala
daya-usahanya dan
sekuat tenaganya
dengan penuh kesabaran
dan kesulitan
menghadapi penghinaan,
ejekan dan cercaan
makian kaumnya, karena
ia mengharapkan akan
dtg masanya di mana
kaumnya akan sedar diri
dan dtg mengakui
kebenarannya dan
kebenaran dakwahnya.
Harapan Nabi Nuh akan
kesedaran kaumnya
ternyata makin hari
makin berkurangan dan
bahawa sinar iman dan
takwa tidak akan
menebus ke dalam hati
mereka yang telah
tertutup rapat oleh
ajaran dan bisikan Iblis.
Hal mana Nabi Nuh
berupa berfirman Allah
yang bermaksud:
"Sesungguhnya tidak
akan seorang drp
kaumnya mengikutimu
dan beriman kecuali
mereka yang telah
mengikutimu dan
beriman lebih dahulu,
maka jgnlah engkau
bersedih hati karena apa
yang mereka
perbuatkan."
Dengan penegasan
firman Allah itu,
lenyaplah sisa harapan
Nabi Nuh dari kaumnya
dan habislah
kesabarannya. Ia
memohon kepada Allah
agar menurunkan Azab-
Nya di atas kaumnya
yang berkepala batu
seraya berseru:"Ya Allah!
Jgnlah Engkau biarkan
seorang pun drp orang-
orang kafir itu hidup dan
tinggal di atas bumi ini.
Mareka akan berusaha
menyesatkan hamba-
hamba-Mu, jika Engkau
biarkan mereka tinggal
dan mereka tidak akan
melahirkan dan
menurunkan selain anak-
anak yang berbuat
maksiat dan anak-anak
yang kafir spt.mereka."
Doa Nabi Nuh
dikalbulkan oleh Allah
dan permohonannya
diluluskan dan tidak
perlu lagi menghiraukan
dan mempersoalkan
kaumnya, karena mereka
itu akan menerima
hukuman Allah dengan
mati tenggelam.
Nabi Nuh Membuat
Kapal
Setelah menerima
perintah Allah untuk
membuat sebuah kapal,
segeralah Nabi Nuh
mengumpulkan para
pengikutnya dan mulai
mereka mengumpulkan
bhn yang diperlukan
untuk maksud tersebut,
kemudian dengan
mengambil tempat di
luar dan agak jauh dari
kota dan keramaiannya
mereka dengan rajin dan
tekun bekerja siang dan
malam menyelesaikan
pembinaan kapal yang
diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah
menjauhi kota dan
masyarakatnya, agar dpt
bekerja dengan tenang
tanpa gangguan bagi
menyelesaikan
pembinaan kapalnya
namun ia tidak luput dari
ejekan dan cemuhan
kaumnya yang kebetulan
atau sengaja melalui
tempat kerja membina
kapal itu. Mereka
mengejek dan mengolok-
olk dengan
mengatakan:"Wahai
Nuh! Sejak bila engkau
telah menjadi tukang
kayu dan pembuat
kapal?Bukankah engkau
seorang nabi dan rasul
menurut pengakuanmu,
kenapa sekarang
menjadi seorang tukang
kayu dan pembuat
kapal.Dan kapal yang
engkau buat itu di
tempat yang jauh dari air
ini adalah maksudmu
untuk ditarik oleh
kerbau ataukah
mengharapkan angin
yang ankan menarik
kapalmu ke laut?"Dan
lain-lain kata ejekan
yang diterima oleh Nabi
Nuh dengan sikap dingin
dan tersenyum seraya
menjawab:"Baiklah
tunggu saja saatnya
nanti, jika kamu sekrg
mengejek dan mengolok-
olok kami maka akan
tibalah masanya kelak bg
kami untuk mengejek
kamu dan akan kamu
ketahui kelak untuk apa
kapal yang kami siapkan
ini.Tunggulah saatnya
azab dan hukuman Allah
menimpa atas diri
kamu."
Setelah selesai pekerjaan
pembuatan kapal yang
merupakan alat
pengangkutan laut
pertama di dunia, Nabi
Nuh menerima wahyu
dari Allah:"Siap-siaplah
engkau dengan kapalmu,
bila tiba perintah-Ku dan
terlihat tanda-tanda drp-
Ku maka segeralah
angkut bersamamu di
dalam kapalmu dan
kerabatmu dan bawalah
dua pasang dari setiap
jenis makhluk yang ada
di atas bumi dan
belayarlah dengan izin-
Ku."
Kemudian tercurahlah
dari langit dan
memancur dari bumi air
yang deras dan dahsyat
yang dalam sekelip mata
telah menjadi banjir
besar melanda seluruh
kota dan desa
menggenangi daratan
yang rendah mahupun
yang tinggi sampai
mencapai puncak bukit-
bukit sehingga tiada
tempat berlindung dari
air bah yang dahsyat itu
kecuali kapal Nabi Nuh
yang telah terisi penuh
dengan para orang
mukmin dan pasangan
makhluk yang
diselamatkan oleh Nabi
Nuh atas perintah Allah.
Dengan iringan"Bismillah
majraha wa
mursaha"belayarlah
kapal Nabi Nuh dengan
lajunya menyusuri lautan
air, menentang angin
yang kadang kala lemah
lembut dan kadang kala
ganas dan ribut. Di
kanan kiri kapal
terlihatlah orang-orang
kafir bergelut melawan
gelombang air yang
menggunung berusaha
menyelamat diri dari
cengkaman maut yang
sudah sedia menerkam
mereka di dalam lipatan
gelombang-gelombang
itu.
Tatkala Nabi Nuh berada
di atas geladak kapal
memperhatikan cuaca
dan melihat-lihat orang-
orang kafir dari kaumnya
sedang bergelimpangan
di atas permukaan air,
tiba-tiba terlihatlah
olehnya tubuh putera
sulungnya yang bernama
"Kan'aan" timbul
tenggelam dipermainkan
oleh gelombang yang
tidak menaruh belas
kasihan kepada orang-
orang yang sedang
menerima hukuman Allah
itu. Pada saat itu, tanpa
disadari, timbullah rasa
cinta dan kasih sayang
seorang ayah terhadap
putera kandungnya yang
berada dalam keadaan
cemas menghadapi maut
ditelan gelombang.
Nabi Nuh secara spontan,
terdorong oleh suara
hati kecilnya berteriak
dengan sekuat suaranya
memanggil
puteranya:Wahai
anakku! Datanglah
kemari dan gabungkan
dirimu bersama
keluargamu.
Bertaubatlah engkau dan
berimanlah kepada Allah
agar engkau selamat dan
terhindar dari bahaya
maut yang engkau
menjalani hukuman
Allah." Kan'aan, putera
Nabi Nuh, yang tersesat
dan telah terkena racun
rayuan syaitan dan
hasutan kaumnya yang
sombong dan keras
kepala itu menolak
dengan keras ajakan dan
panggilan ayahnya yang
menyayanginya dengan
kata-kata yang
menentang:"Biarkanlah
aku dan pergilah,
jauhilah aku, aku tidak
sudi berlindung di atas
geladak kapalmu aku
akan dapat
menyelamatkan diriku
sendiri dengan
berlindung di atas bukit
yang tidak akan
dijangkau oleh air bah
ini."
Nuh
menjawab:"Percayalah
bahawa tempat satu-
satunya yang dapat
menyelamatkan engkau
ialah bergabung dengan
kami di atas kapal ini.
Masa tidak akan ada
yang dapat melepaskan
diri dari hukuman Allah
yang telah ditimpakan ini
kecuali orang-orang yang
memperolehi rahmat dan
keampunan-Nya."
Setelah Nabi Nuh
mengucapkan kata-
katanya tenggelamlah
Kan'aan disambar
gelombang yang ganas
dan lenyaplah ia dari
pandangan mata
ayahnya, tergelincirlah
ke bawah lautan air
mengikut kawan-
kawannya dan pembesar-
pembesar kaumnya yang
durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih hati
dan berdukacita atas
kematian puteranya
dalam keadaan kafir
tidak beriman dan belum
mengenal Allah. Beliau
berkeluh-kesah dan
berseru kepada Allah:"Ya
Tuhanku, sesungguhnya
puteraku itu adalah
darah dagingku dan
adalah bahagian dari
keluargaku dan
sesungguhnya janji-Mu
adalha janji benar dan
Engkaulah Maha Hakim
yang Maha
Berkuasa."Kepadanya
Allah berfirman:"Wahai
Nuh! Sesungguhnya dia
puteramu itu tidaklah
termasuk keluargamu,
karena ia telah
menyimpang dari
ajaranmu, melanggar
perintahmu menolak
dakwahmu dan
mengikuti jejak orang-
orang yang kafir drp
kaummu.Coretlah
namanya dari daftar
keluargamu.Hanya
mereka yang telah
menerima dakwahmu
mengikuti jalanmu dan
beriman kepada-Ku dpt
engkau masukkan dan
golongkan ke dalam
barisan keluargamu yang
telah Aku janjikan
perlindungannya
danterjamin
keselamatan
jiwanya.Adapun orang-
orang yang mengingkari
risalah mu, mendustakan
dakwahmu dan telah
mengikuti hawa nafsunya
dan tuntutan Iblis,
pastilah mereka akan
binasa menjalani
hukuman yang telah Aku
tentukan walau mereka
berada dipuncak gunung.
Maka janganlah engkau
sesekali menanyakan
tentang sesuatu yang
engkau belum ketahui.
Aku ingatkan janganlah
engkau sampai tergolong
ke dalam golongan
orang-orang yang
bodoh."
Nabi Nuh sedar segera
setelah menerima
teguran dari Allah bahwa
cinta kasih sayangnya
kepada anaknya telah
menjadikan ia lupa akan
janji dan ancaman Allah
terhadap orang-orang
kafir termasuk
puteranya sendiri. Ia
sedar bahawa ia tersesat
pd saat ia memanggil
puteranya untuk
menyelamatkannya dari
bencana banjir yang
didorong oleh perasaan
naluri darah yang
menghubungkannya
dengan puteranya
padahal sepatutnya cinta
dan taat kepada Allah
harus mendahului cinta
kepada keluarga dan
harta-benda. Ia sangat
sesalkan kelalaian dan
kealpaannya itu dan
menghadap kepada Allah
memohon ampun dan
maghfirahnya dengan
berseru:"Ya Tuhanku aku
berlindung kepada-Mu
dari godaan syaitan yang
terlaknat, ampunilah
kelalaian dan
kealpaanku sehingga aku
menanyakan sesuatu
yang aku tidak
mengetahuinya. Ya
Tuhanku bila Engkau
tidak memberi ampun
dan maghfirah serta
menurunkan rahmat
bagiku, nescaya aku
menjadi orang yang
rugi."
Setelah air bah itu
mencapai puncak
keganasannya dan habis
binasalah kaum Nuh yang
kafir dan zalim sesuai
dengan kehendak dan
hukum Allah, surutlah
lautan air diserap bumi
kemudian bertambatlah
kapal Nuh di atas bukit "
Judie " dengan iringan
perintah Allah kepada
Nabi Nuh:"Turunlah
wahai Nuh ke darat
engkau dan para mukmin
yang menyertaimu
dengan selamat
dilimpahi barakah dan
inayah dari sisi-Ku
bagimu dan bagi umat
yang menyertaimu."
Kisah Nabi Nuh Dalam Al-
Quran
Al-Quran menceritakan
kisah Nabi Nuh dalam 43
ayat dari 28 surah di
antaranya surah Nuh dari
ayat 1 sehinga 28, juga
dalam surah "Hud" ayat
27 sehingga 48 yang
mengisahkan dialog Nabi
Nuh dengan kaumnya
dan perintah pembuatan
kapal serta keadaan
banjir yang menimpa di
atas mereka.
Pengajaran Dari Kisah
Nabi Nuh A.S.
Bahawasanya hubungan
antara manusia yang
terjalin karena ikatan
persamaan kepercayaan
atau penamaan aqidah
dan pendirian adalah
lebih erat dan lebih
berkesan drp hubungan
yang terjalin karena
ikatan darah atau
kelahiran. Kan'aan yang
walaupun ia adalah anak
kandung Nabi Nuh, oleh
Allah s.w.t. dikeluarkan
dari bilangan keluarga
ayahnya karena ia
menganut kepercayaan
dan agama berlainan
dengan apa yang dianut
dan didakwahkan oleh
ayahnya sendiri, bahkan
ia berada di pihak yang
memusuhi dan
menentangnya.
Maka dalam pengertian
inilah dapat difahami
firman Allah dalam Al-
Quran yang bermaksud:"
Sesungguhnya para
mukmin itu adalah
bersaudara." Demikian
pula hadis Rasulullah
s.a.w.yang
bermaksud:"Tidaklah
sempurna iman
seseorang kecuali jika ia
menyintai saudaranya
yang beriman
sebagaimana ia
menyintai dirinya
sendiri."Juga peribahasa
yang
berbunyi:"Adakalanya
engkau memperolehi
seorang saudara yang
tidak dilahirkan oleh
ibumu."